Saya akan menanggapi PSK Surabaya yang nekat nyabu sehingga di bui. Maka akan saya utarakan bagaimana PSK Surabaya ini bisa nyabu, berapa % PSK Surabaya yang pakai shabu-shabu. Ok akan saya jelaskan. PSK menkonsumsi shabu-shabu (SS) mungkin banyak ya, apalagi yang super sibuk. Alasan PSK menkonsumsi SS adalah agar dia lupa ingatan sesaat alias fly, orang yang fly menjadi mati rasa. Menjadi enjoy selalu. Misal jika orang yg fly itu kita pukul, dia tidak merasakanya. Tapi inilah yg dilakunan para "PSK" itu. Dia melakukanya agar rasa gugup/takut atau was-was selama melayani lelaki mesum tsb.
Surabaya - Agar kuat melayani tamu, Cindy Elvira alias Iesa (34) pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Dolly menkonsumsi shabu-shabu (SS). Iesa yang baru empat bulan berada di lokalisasi terbesar di Surabaya itu menjadi primadona.
Hampir setiap malam dirinya dikerubuti pria hidung belang. Tak ingin 'pengemarnya' kabur, Iesa menggunakan berbagai cara. Salah satunya dengan mengisap barang terlarang.
Namun, usaha Iesa untuk memuaskan pelanggannya, membawa masalah bagi warga Perumahan Pondok Mutiara Lestari, Bekasi, Jakarta. Dia kemudian berurusan dengan polisi. Iesa dijebloskan ke sel Mapolsek Sawahan bersama rekan kerjanya di wisma tersebut, Robby Kristian (32) warga Putat Jaya Timur.
"Kedua tersangka kita tangkap karena memiliki dan menyimpan SS," kata Kapolsek Sawahan AKP Sih Widodo S kepada wartawan di mapolsek, Jalan Tidar, Minggu (17/1/2010).
AKP Sih Widodo mengatakan, penangkapan dua tersangka itu berawal dari informasi tentang pesta SS di sebuah wisma di lokalisasi terbesar se-Indonesia itu. Polisi kemudian bergerak dan menggerebek kamar Iesa di wisma tempatnya tinggal. Polisi mengamankan barang bukti handphone, seperangkat alat hisap, pipet, dan satu poket SS seberat 0,3 gram.
"Shabu itu didapat dari tersangka Tuwek. Sekarang kita masih mengembangkan kasus ini," ujarnya.
Sementara itu, Cindy Elvira alias Iesa mengaku bekerja sebagai PSK sejak Oktober 2009 lalu. Janda satu anak yang pernah bekerja di sebuah hotel sebagai house keeping di Bali. Tarifnya Rp 150 ribu per jam, Iesa menjadi primadona dan mulau melayani tamunya sejak pukul 19.00 WIB-03.00 WIB dini hari. Dalam semalam Iesa dapat melayani 5-6 tamu pria hidung belang.
"Saya memakai baru tiga kali ini mas. Saya memakai karena terpaksa untuk menghilangkan capek-capek. Biasanya jam 03.00 WIB kan sudah sepi, kalau ada tamu lagi saya mengkonsumsinya," tutur Iesa.
Iesa mengaku jika ingin mengkonsumsi bersama Robby yang bekerja sebagai makelar di wisma membelinya. Satu poket SS seharga Rp 200 ribu dan diisap berdua masing-masing 5 kali isap setiap poketnya. "Saya nggak dapat komisi. Saya hanya disuruh dan dikonsumsi bersama di kamarnya," ungkap Robby.
(roi/wln)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.