Posting blog "dolly surabaya" kali ini akan membahas "pori-pori kondom/kondom bocor". Ya selama ini kita tak menyadari bahan kondom adalah latex karet yang mudah melar. Jadi disaat melar itu pori-pori kondom membuka. Ukuran sperma dan virus Aids pun sangat kecil. Bahkan sekali sperma memancar ada berjuta-juta jumlahnya. Saya sempat tertawa ada orang yang mengetes kebocoran kondom dengan mengisinya air lalu melihatnya dengan mata telanjang. Lalu dia menyimpulkan air tidak merembes/tidak ada kebocoran. hehehe...memang mata telanjang bisa melihat......pori-pori itu?.
Banyak pihak mengatakan bahwa kondom dapat mencegah penularan HIV/AIDS. Karena dengan anggapan tersebut, mereka menyarankan untuk memakai kondom bagi orang-orang yang suka “jajan”. Menggunakan kondom dianggap melakukan sex yang aman. Padahal pemakaian kondom bukanlah pemecahan masalah penularan HIV / AIDS.
Menurut Mann pada tahun 1993, AIDS merupakan penyakit prilaku (life style). Ini bisa dilihat dari banyaknya kasus AIDS di daerah yang banyak pergaulan bebas dan pemakai narkoba dengan jarum suntik. Karena AIDS merupakan penyakit prilaku maka cara mengatasinya adalah dengan mengubah prilaku tersebut bukan dengan kondomisasi.
Menurut para ahli, penggunaan kondom tidak menjamin 100% aman dari penularan HIV / AIDS. Kondom hanya dapat mengurangi risiko penularan HIV (Mann 1993, Hiroshi Nakajima 1993, Harvard AIDS Institut 1995). Dari hasil penelitian ternyata tingkat keamanan kondom hanya berkisar 70 – 74%. Ini berarti 30 % pengguna kondom berisiko tertular HIV.
Dari penelitian Lytle dan kawan-kawan didapatkan masuknya virus HIV ke dalam kondom yang telah dipakai. Ada juga penelitian yang mengatakan dari 89 kondom yang ditest ternyata 29 kondom mengalami kebocoran mikroskopis (Carey dan kawan-kawan 1992).
Mengapa pengguna kondom masih dapat tertular HIV? kondom dibuat dari bahan latek yang bisa meregang pada saat digunakan.Pada saat meregang, maka terjadi perubahan pori-pori dari kondom sehingga bertambah besar. Ukuran pori-pori kondom saat meregang adalah 1/60 mikron. Virus HIV mempunyai ukuran 1/250 mikron sehingga lebih kecil dari pori-pori kondom dan dapat melewati kondom.
Oleh karena itulah penggunaan kondom tidak dapat mencegah HIV /AIDS. Dengan cara mengubah prilaku yang sehat dan agamis serta setia pada pasangannya, kita dapat mencegah HIV / AIDS.
Lalu apa PSK Dolly Surabaya mengetahui hal ini, bahwa "kondom ber pori-pori". Apa mereka suka membaca buku sehingga mereka mengetahuinya. Kan di SD pada PSK ini pernah melihat apa yang namanya Miskroskop, alat optik untuk memperbesar ukuran subyek.
sumber: http://dokter-medis.blogspot.com
Kalau "kondom bocor/kondom ber pori-pori" dan harus dilihat dengan kaca pembesar/mikroskop. Wah..seru nih..! Bukan malah mencegah, tetapi menipu. Katanya Aids di Papua meningkat gara-gara mereka di anjurkan mamakai kondom. Aduh...Aids meninggkat di Papua....! Kasihan bangsa ini.
ReplyDeletePara "PSK (Pekerja Sek Komersial)" mana ada yang paham soal ini. Mereka gak sempat baca-baca. mereka sibuk dengan pergumulan hidup yang menyempitkan. Oh..para PSK, apa yang sedang engkau cita-citakan, apa yang menjadi harapanmu dalam hidup ini?....!
ReplyDeleteSetuju, perilaku yang bisa mencegah. Mao minta izin tulisannya dijadikan bahan referensi, terima kasih
ReplyDelete